Less is More, Memulai Bergaya Hidup Minimalis

“Minimalizm is not subtraction for the sake of subtraction. Minimalism is subtraction for the sake of focus.”

Minimalist-Quotes-2Malam ini saya berjalan-jalan santai ke toko buku. Selain menghabiskan ‘sisa-sisa’ waktu weekend hari ini (karena waktu libur saya terpotong oleh kegiatan ‘Success Game’ dengan peserta mahasiswa sertifikasi KWU yang dimulai sejak pagi buta :p), kegiatan ke toko buku merupakan salah satu hobi dan quality time bersama kembaran saya, Jadi, sesibuk apapun ya tetap diluangkan.

Saya suka aroma buku. Saya selalu berfikir kalau buku itu bisa dimakan, pasti rasanya sangat lezat. Ada sensasi luar biasa saat menyusuri rak-rak buku, memegang buku-buku baru, membaca bulrb buku banyak-banyak, dan sesekali membaca buku yang terbuka saat berada di toko buku. Seperti halnya orang yang candu naik gunung ber mdpl-mdpl, saya juga candu berada di tempat-tempat yang banyak tersedia buku di sana.

Sst, saya juga suka membuka segel buku. Kadang saya beli, kadang saya baca ditempat. Mungkin ini pelanggaran, tapi saya juga gak tahan kalau suruh beli buku yang belum saya ketahui apa isinya. Haha. Ya, minimal tau daftar isinya. Realistis saja, saya tidak mau ibarat beli kucing dalam karung, gitu. Beli buku tapi tidak tahu apa yang akan saya dapatkan dari buku tersebut *hanya dilakukan oleh profesional, jangan ditiru :p

Tapi, belakangan saya lihat toko buku yang sering saya kunjungi ini mulai menyediakan satu buku yang telah terbuka untuk dibaca di tempat. Barangkali, omsetnya meningkat setelah ulah saya membuka buku-bukunya? Hehehe.. mungkin saja. Semoga benar begitu. Hehehe.

Buku Business & Beyond oleh Badroni Yuzirman

Buku Business & Beyond oleh Badroni Yuzirman

Hari ini saya menemukan satu buku yang berjudul “Business & Beyond”, Cara sederhana menggapai keberlimpahan hidup penulis bernama Badroni Yuzirman atau akrab dipanggil Roni Yuzirman. Beliau ini adalah salah satu Founder dari Komunitas Tangan Di Atas (TDA). Konon, buku ini berawal dari tulisan-tulisannya di blog. Tujuan buku ini terbit salah satunya adalah  agar tulisannya tidak terbatas pada pembaca blognya saja. Entah kenapa saya juga berpikir seperti ini saat menerbitkan buku pertama saya, yang notabene isi bukunya sebagian besar memang tulisan-tulisan saya di blog & notes facebook.

Dalam salah satu babnya, ada satu tulisan ringan yang buat saya pribadi isinya lumayan makjleb-jleb. Judulnya. “Pak Roni Kok Jaketnya Itu-Itu Aja?” Isinya, tentang bagaimana beliau menerapkan gaya hidup minimalis dalam kehidupan sehari-harinya.

Gaya hidup minimalis merupakan antitesis dari gaya hidup saat ini yang lebih menganut prinsip “more is better”. Prinsip ini lumayan bahaya kalau diterus-teruskan, karena orang akan cenderung lebih konsumtif dan menganggap kebahagiaan hanya terletak jika kita memiliki lebih dan lebih.

Padahal, jika kita bisa mengendalikan dan memisahkan antara apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan, maka hidup minimalis ini benar-benar bisa kita terapkan. Contohnya seperti Steve Jobs yang selalu mengenakan kaos neckturtle warna hitam andalan semasa hidupnya, tentu saja karena ia ingin mempersimpel hidupnya. Saya jadi terinspirasi untuk segera mencari style baju minimalis saya sendiri, agar hidup saya lebih simpel juga. Hahaha.

Jadi intinya, gaya hidup minimalis adalah mengkonsumsi/memiliki/melakukan hal-hal yang esensial saja, hal-hal yang betul-betul dibutuhkan dan mengesampingkan yang tidak penting. Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh pak Roni.

Senada dengan apa yang diajarkan oleh agama, bahwa gaya hidup minimalis dapat menggiring kita menjadi pribadi yang lebih zuhud. Sederhana, tapi bukan berarti harus hidup ‘tersiksa’ karena tak punya apa-apa lho ya.. Seimbang saja dan terapkan yang paling sesuai dengan diri kita.

Less is More

Less is More

Dari prinsip “more is better” menjadi “less is more” memang harus mulai dipraktekkan. Karena sejatinya, semakin kita dapat menikmati lebih banyak maka hidup kita semakin bermakna. Tak melulu seberapa banyak yang kita miliki. Hidup akan jauh lebih berkualitas dan anti ribet pastinya. Kita tidak perlu memikirkan hal yang tidak ada, atau yang tidak terlalu kita butuhkan.

Saat ini, saya juga berfikir untuk sesegera mungkin mempraktikkan ilmu-ilmu yang saya dapatkan. Meskipun ilmu yang sederhana sekalipun, namun jika itu dapat memberikan efek perubahan yang lebih baik dalam kehidupan kita, mengapa tidak? Tak lupa, saya akan membagikan ilmu yang saya dapatkan pada Anda semua lewat tulisan-tulisan saya.

Seperti yang saya sampaikan pada quote di awal tulisan ini, bergaya hidup minimalis tak hanya perkara pengurangan demi pengurangan. Namun, bergaya hidup minimalis merupakan pengurangan demi adanya fokus yang ingin kita lakukan dan pilih untuk hidup kita.

Oke, siapa yang mau ikut bergaya hidup minimalis selanjutnya? Saya tunggu gagasan-gagasannya.

dc67cc5c9d6ada235242888a3752eb86

2 pemikiran pada “Less is More, Memulai Bergaya Hidup Minimalis

  1. Wah, inspiratif sekali. Jadi, dalam hidup kita perlu mem-formulasi-kan apa yang menjadi style kita, supaya hidup kita lebih simpel dan bisa mengahsilkan banyak karya. Terimakasih sudah menulis… 🙂

Tinggalkan komentar